Kamis, 07 April 2011

Protap pengoperasian ambulans

Jika Anda akan mengemudikan sebuah ambulans, diperlukan suatu pengetahuan dan 
keterampilan khusus dalam mengemudi ambulans sehingga meskipun respon harus 
dilakukan secara cepat namun perlu dihindari kecerobohan yang mungkin akan 
membahayakan pasien, orang lain maupun kru ambulance itu sendiri. 

A. Syarat Pengemudi Ambulans 
Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans yang aman, Anda harus :
1. Sehat secara fisik. Anda tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat 
Anda dalam mengoperasikan ambulans, tidak juga kondisi medis yang
mengganggu Anda saat mengemudi. 
2. Sehat secara mental. Emosi terkontrol. Mengemudikan ambulans bukanlah 
perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu dan sirine. 
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan 
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi 
tapi jangan terlalu percaya diri dengan menantang resiko. 
5. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan 
bereaksi berbeda ketika melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi 
kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah. 
6. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan 
terlarang seperti marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan obat 
penenang lainnya. 
7. Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku. 
8. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir. 
9. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda terhadap 
tekanan perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk. 

B. Aturan ambulans gawat darurat di jalan raya 
Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian kendaraan 
emergensi. Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan kecepatan, parkir, 
larangan menerobos lampu lalu lintas, dan arah jalan. Namun demikian, peraturan juga 
menggariskan bahwa jika seorang pengemudi ambulans mengemudikan 
kendaraannya tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka harus siap 
membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang, gugatan pengadilan, atau bahkan 
ditahan untuk beberapa waktu. Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan 
pengoperasian ambulans: 

1. Pengemudi ambulans harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus 
menyelesaikan program pelatihannya. 
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulans untuk tidak mematuhi 
peraturan ketika ambulans digunakan untuk respon emergency atau untuk transportasi 
pasien darurat. Ketika ambulans tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang 
berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-darurat, juga berlaku untuk ambulans. 
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak menjadikan 
pengemudi ambulans kebal terhadap peraturan terutama jika mengemudikan 
ambulans dengan ceroboh atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain. 
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menggunakan alat- 
alat peringatan (warning devices) dengan tata cara yang diatur oleh peraturan. 
5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergensi 
untuk: 

• Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau 
membahayakan nyawa orang lain. 
• Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara mengharuskan 
pengemudi ambulans untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah, lalu melintas 
dengan hati-hati. Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk 
memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati. 
• Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak 
membahayakan nyawa dan hak milik orang lain. 
• Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal 
yang tepat, memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan 
nyawa dan harta benda. 
• Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah 
tertentu, setelah memberi sinyal dan peringatan yang tepat. 

Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulans, sebagian besar peraturan perundangan- 
undangan yang menyidangkan pengemudi di pengadilan akan mengemukakan dua hal 
penting. Apakah pengemudi telah memperdulikan keselamatan orang lain selama 
mengemudi? Dan apakah saat itu panggilan benar-benar dalam keadaan darurat? 

C. Menggunakan Alat-alat Peringatan 
Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika alat-alat 
peringatan dan sirine emergensi digunakan dengan tepat dan dengan mengemudikan 
kendaraan secara difensif/hati-hati. Penelitian menunjukkan bahwa supir kendaraan lain 
bisa saja tidak melihat atau mendengar suara ambulans hingga berada dalam jarak 50 
sampai 100 kaki. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa Anda berada dalam keadaan 
aman jika sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine. 
Sirine. Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam pratek 
ambulans dan juga paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan sirine, pertimbangkan 
efeknya yang bisa terjadi baik pada pengendara bermotor lainnya, pasien dalam 
ambulans, maupun pengemudi ambulans itu sendiri. Di bawah ini beberapa aturan 
penggunaan sirine ambulans gawat darurat. 
1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya 
digunakan jika pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan 
terus menerus dapat menambah rasa takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien 
dapat memburuk jika mulai timbul stress. Pengemudi kendaraan bermotor 
cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulans jika sirine terlalu sering 
dinyalakan. Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulans seringkali 
menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi. 
2. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan 
bahwa semua pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda. 
Adanya bangunan, pepohonan, dan semak belukar, radiotape dalam mobil dapat 
menghalangi suara sirine. 
3. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa 
pengemudi menjadi panik jika mendengar bunyi sirine. 
4. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal 
ini dapat menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak 
bisa berhenti tepat pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat 
dengan kendaraan di depan Anda. 
5. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk 
menakuti orang lain. 

Klakson. Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulans. Pengemudi yang 
berpengalaman menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak dapat membuka 
jalur lalu lintas secepat sirine. Petunjuk penggunaan sirine diaplikasikan juga untuk 
penggunaan klakson. 
Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang ataupun 
malam, lampu depan harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat meningkatkan jarak pandang 
kendaraan terhadap pengemudi lain. Ketika ambulans berada pada keadaan 
emergensi untuk pasien dengan prioritas tinggi, baik dalam perjalanan menuju 
lokasi kejadian maupun transportasi ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus 
digunakan. Kendaraan harus bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat. 
GUNAKAN LAMPU DAN SIRINE HANYA UNTUK KEADAAN DARURAT YANG
MENGANCAM NYAWA ATAU BAGIAN TUBUH. 

D. Kecepatan dan Keselamatan 
Sebagai pengemudi ambulans, Anda pasti sering sekali diingatkan untuk mengemudi 
dengan pelan dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit dengan mengatakan seperti, 
”Bagaimana aku dapat membawa pasien dengan cedera serius tepat waktu ke rumah 
sakit bila aku mengulur waktu? Kami tidak meminta Anda untuk mengulur waktu. Tetapi 
kemudikanlah ambulans dengan mengingat hal-hal yang tertera di bawah ini: 
• Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya 
tabrakan. 
• Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti, 
sehingga dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan. 
Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin memperbolehkan Anda untuk tidak 
mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang sebenarnya dan dengan 
memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup aturan 
batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh 
batasan larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan lampu 
peringatan peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk 
arah. Pastikan bahwa pengemudi ambulans dan semua penumpang menggunakan 
sabuk pengaman saat ambulans sedang berjalan. 

E. Pengiriman Ambulans Lebih Dari Satu atau dengan Kendaraan Pengiring 
Ketika polisi mengiringi ambulans mengantar ke lokasi kejadian, mungkin akan timbul 
beberapa bahaya tambahan. Seringkali terjadi, pengemudi ambulans yang tidak 
berpengalaman mengikuti mobil pengiring terlalu dekat dan tidak bisa menghentikan 
ambulans saat kendaraan di depannya berhenti mendadak. Pengemudi ambulans yang 
tidak berpengalaman bisa saja memiliki anggapan yang keliru bahwa pengemudi 
kendaraan lain mengetahui bahwa ambulans yang dikendarainya tengah mengikuti mobil 
pengiring. Pada kenyataannya, pengemudi lain akan berhenti tepat di depan ambulans 
sesaat setelah kendaraan pengiring melintas. 
Karena bahaya yang timbul akibat adanya pengiring, sebagian besar sistem EMS tidak 
merekomendasikan pengiriman ambulans dengan kendaraan pengiring kecuali 
pengemudi ambulans tidak mengenal lokasi pasien (atau rumah sakit) sehingga harus 
dipandu oleh polisi. 
Pada pengiriman ambulans lebih dari satu, bahaya yang timbul dapat serupa seperti yang 
ditimbulkan kendaraan pengiring, terutama ketika iringan kendaraan melaju pada satu 
arah yang sama, dengan jarak yang terlalu berdekatan. Bahaya besar juga terjadi ketika 
dua ambulans melintasi persimpangan jalan pada saat yang sama. Tidak hanya mereka 
akan kesulitan untuk saling menghindar, tetapi pengemudi kendaraan lain mungkin akan 
dapat menghindar mobil pertama tapi tidak mobil kedua. Pada intinya, pengemudi 
ambulans harus memberikan perhatian lebih saat melintasi persimpangan untuk 
pengiriman ambulans lebih dari satu. 

F. Mencari Jalur Alternatif 
Jika diperkirakan bahwa ambulans akan terlambat mencapai lokasi pasien, pengemudi 
ambulans harus mempertimbangkan sebuah jalur alternatif atau meminta pengiriman 
ambulans lain. Beberapa tip untuk antisipasi adanya kemacetan: 
1. Perkirakan waktu-waktu di mana perubahan keadaan dapat mempengaruhi 
kecepatan pengiriman. 
2. Dapatkan peta detail wilayah pelayanan Anda. Kemudian tandai titik-titik pada peta 
yang biasa timbul masalah lalu lintas seperti area sekolah, jembatan, terowongan, 
persimpangan rel kereta api, dan area-area padat. 
3. Tandai juga keadaan-keadaan lain yang bisa timbul sewaktu-waktu seperti lokasi 
pembangunan dan perbaikan jalan ataupun adanya jalan memutar yang panjang 
maupun pendek. 
4. Gunakan warna yang berbeda, tandai jalur alternatif, jalur salju, dan lain 
sebagainya. 
5. Gantung sebuah peta di pangkalan dan letakkan sebuah peta lain di dalam 
ambulans. Sehingga jika Anda kelak menghadapi wilayah yang bermasalah, Anda 
akan dapat memilih jalur alternatif yang mampu mengantarkan Anda ke tujuan 
dengan lebih cepat dan lebih aman. 

G. Menempatkan Ambulans di Lokasi Kejadian Kecelakaan/Tabrakan 
Ketika mengirimkan ambulans ke lokasi kejadian kecelakaan/tabrakan kendaraan, 
pastikan untuk mengambil segala tindakan guna melokalisir tempat kejadian. 
1. Lakukan penilaian keamanan lokasi dan tentukan area-area berbahaya di sekitar 
lokasi kejadian. 
2. Parkirlah ambulans sekurang-kurangnya 100 kaki dari rongsokan kendaraan, 
jika terlihat ada nyala api, atau kebocoran cairan dan asap yang berbahaya. Jika 
tidak tampak nyala api atau kebocoran cairan dan asap, parkir sekurang-kurangnya 
50 kaki dari rongsokan. set rem parkirnya dan letakkan baji pengganjal roda di 
bawah ban sedemikian rupa sehingga pergerakan maju akan tertahan bila 
ambulans terdorng. 
3. Parkirlah ambulans Anda di belakang rongsokan kendaraan (dari arah 
keadatangan Anda) jika Anda adalah kendaraan emergensi pertama yang ada di 
lokasi kejadian sehingga lampu peringatan anda dapat memperingatkan kendaraan 
bermotor lain yang mendekat sebelum nyala api atau tanda lain diletakkan. 
4. Jika lokasi kejadian telah diamankan oleh polisi atau pihak lain, parkirlah di 
depan rongsokan kendaraan untuk mencegah ambulans Anda tertabrak arus lalu 
lintas yang datang dari belakang. 
5. Minta seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai 
pengarah dan pemandu Anda ketika memundurkan ambulans untuk mengambil 
pasien, anda memiliki keterbatasan pandangan jika sekedar mengandalkan spion 
dan kemungkinan resiko menabrak pejalan kaki, benda, atau kendaran lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar